Selasa, 07 Juli 2015

Pada posting kali ini saya akan membahas tentang "Sensor Controller", yang merupakan salah satu peralatan dalam kontrol mesin industri ringan yang berkaitan langsung dengan peralatan Proximity Switch yang sudah dibahas sebelumnya. Klik disini untuk mempelajari Proximity Switch dan sistem kerjanya.


Beberapa jenis Proximity Switch selain bisa dikoneksikan dengan perangkat PLC, juga bisa dikoneksikan langsung dengan beberapa macam peralatan kontrol semi digital ringan seperti Sensor Controller dan Digital Counter Relay, untuk keperluan kontrol mesin-mesin industri yang tidak perlu atau tidak mendesak menggunakan PLC sebagai automatisasi kontrolnya.

Sensor Controller ini bisa juga disebut sensor amplifier tunggal sama seperti Digital Counter Relay, Klik disini untuk mempelajari Digital Counter Relay dan sistem kerjanya. Fungsi kerja yang diharapkan dari Sensor Controller ini mirip dengan TDR (Timer) dan Relay, yakni mempunyai output yang sama dan dibutuhkan yaitu kontak-kontak NC NO-nya. Hanya saja Sensor Controller dan Digital Counter Relay ini membutuhkan peralatan External seperti Photoelectric sensor atau inductive dan Capacitive proximity sensor untuk membuat perubahan kerja kontak-kontak NO NC-nya.

Ada beberapa jenis Sensor Controller yang ada dipasaran seperti pada produk Omron dan Autonics. Omron mengeluarkan produknya untuk dua koneksi sensor yang umumnya digunakan untuk level capacity pada tangki, juga bisa digunakan pada presisi benda, seperti dalam gambar dibawah ini.




Sedangkan untuk Sensor Controller Autonics, mengeluarkan sebuah produk satu input koneksi sensor yang bisa disebut sensor amplifier tunggal murni, karena fungsi dan cara kerjanya yang sederhana yakni mengandalkan input signal dari proximity sensor dan beroutput pada bekerjanya kontak-kontak NC NO-nya. Berikut Gambar dan Diagram koneksinya.


Selain itu soket Sensor Controller ini juga kompatibel dengan soket standard 8 pin yang biasa digunakan oleh Timer, seperti pada gambar dibawah ini.



Cara Kerja dan Gambar Rangkaian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, prinsip kerja Sensor Controller ini mengandalkan input signal dari proximity sensor dan beroutput pada bekerjanya kontak-kontak NC NO-nya, maka saya menggambarkannya dalam sebuah perbandingan wiring diagram rangkaian Lift dua lantai yang sudah dibahas sebelumnya. Berikut gambarnya.

 gambar perbandingan wiring diagram rangkaian dasar Lift 2 Lantai

Dalam gambar diatas, saya mengganti fungsi limit switch dengan kontak NC dari sensor controller. Perhatikan penambahan komponen Sensor Controller pada gambar diatas, yang saya singkat dengan SC1 dan SC2.

Cara kerja

Perhatikan gambar animasi dibawah ini.. saya mengganti letak limit switch dengan sensor proximity switch yang sudah terhubung ke rangkaian sensor controller. Penggambaran letak limit switch dan sensor proximity switch pada gambar dibawah ini saya hanya menyederhanakannya saja, agar anda bisa melihat bagaimana sebuah sistem sensor controller itu bekerja.



gambar animasi fungsi rangkaian sensor controller lift barang

Ketika permukaan sensor proximity mengenai atau berdekatan dengan body lift, dia akan bekerja dan merubah fungsi NC dari sensor controller menjadi NO, sehingga akan memutus rangkaian naik atau turun. Sehingga bisa dikatakan fungsi rangkaian sensor proximity dengan sensor controller disini adalah sebagai pengganti dari limit switch konvensional.

Demikian saja pembahasan saya tentang Sensor Controller ini. Untuk pertanyaan yang ada, mungkin bisa ditulis di page Elektro Mekanik atau mention di twitter Elektro Mekanik https://twitter.com/elektro_mekanik

 


Semoga bermanfaat...

________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Minggu, 05 Juli 2015

Pertama-tama saya berikan beberapa contoh model gambar kontruksi lift  dua lantai yang saya maksud dalam artikel ini. agar anda mengerti cara kerjanya. Berikut gambarnya..

Gambar model lift dua lantai

Setelah anda melihat beberapa model lift barang dua lantai diatas, saya mengambil salah satu model contoh kontruksi lift, yakni type C untuk dibuatkan rangkaian kontrol kelistrikan sederhananya.Dalam gambar dijelaskan, rangkaian lift 2 lantai ini hanya menggunakan pintu manual saja. Dan panel tombol naik turunnya, hanya terdapat tombol naik, turun dan Emergency saja. Sedangkan konstruksi lift "disesuaikan", artinya anda bisa bebas merancang dan membuat kontruksi lift barang ini, asalkan memperhatikan ketentuan-ketentuan keselamatan yang berlaku. Selain itu juga, anda harus memperhatikan bagaimana penempatan peralatan kelistrikannya agar semua sistem dapat berjalan dengan lancar.

Gambar skema dasar kontruksi lift dua lantai

Motor Lift ini harus menggunakan "Crane Motor" yang terdapat "Brake"nya. Fungsi Brake (Rem) ialah untuk menahan agar motor tidak berputar balik dalam usahanya mengangkat dan menahan beban ketika lift ada dilantai dua atau seterusnya (apabila rancangan lift lebih dari dua lantai). Anda bisa menggunakan motor lift crane yang sudah jadi dipasaran, atau bisa juga menggunakan motor 3 phasa biasa yang memiliki sistem Brake yang bisa anda rancang sendiri bagaimana nanti motor tersebut bisa bekerja untuk mengangkat beban.

Kontruksi Lift dasarnya ialah, Lift diikat tali seling baja yang terhubung kemotor, dgn Limit switch terletak diatas dan dibawah Rel ruangan kerja Lift. Selain itu anda juga harus menambahkan sistem emergency yang mampu mengamankan lift agar tidak jatuh akibat seling bajanya terputus akibat terjadi korsleting atau kerusakan sistem kelistrikan pada kontaktor. Perhatikan letak Limit Up dan Limit Emergency yang tidak sama dan sejajar, terlihat limit emergency terletak agak tinggi minimal 15mm dari Limit Up.

Cara kerja

Sebelumnya, saya berikan dahulu wiring diagram rangkaian sederhananya agar anda bisa membaca apa yang akan saya jelaskan berikutnya.

Gambar wiring diagram rangkaian dasar lift dua lantai

Keterangan:
Over Load : Over Load Mitsubishi Type TH-N20KP
K1, K2 : Kontaktor Naik Turun Mitsubishi S-N35; 380V
Limit Up : Limit Switch Omron Type WLCA2G
Limit Down, Limit Emergency : Limit Switch Omron  Type TM308
Push Botton Naik dan Turun
Emergency Push

Cara kerja rangkaian
Apabila tombol Up ditekan sekali maka akan membuat K1 bekerja dan memutar motor untuk mengangkat lift keatas, sampai akhirnya atap lift menekan limit switch Up dan membuat K1 berhenti bekerja dan motor lift berhenti. Begitu juga sebaliknya jika menekan tombol Down, maka akan membuat K2 bekerja dan membuat motor berputar sebaliknya (turun).  K2 akan berhenti bekerja setelah lantai lift menekan limit switch Down.
Untuk penambahan rangkaian lift sampai 4 Lantai, akan dibahas selanjutnya, yang kerja rangkaiannya berdasarkan pada kerja rangkaian lift 2 lantai ini.
Berikut saya sertakan juga gambar pengabelan / penyambungan rangkaian kontaktor sederhana lift dua lantainya.


Foto gambar pengabelan/penyambungan rangkaian kontaktor lift dua lantai

Demikian saja pembahasan saya tentang Rangkaian sederhana Lift Dua Lantai (Lift Barang) ini Untuk pertanyaan yang ada, mungkin bisa ditulis di page Elektro Mekanik atau mention di twitter Elektro Mekanik https://twitter.com/elektro_mekanik

Semoga bermanfaat...


________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Kamis, 09 Oktober 2014

Posting kali ini masih membahas tentang rangkaian star delta. namun pada rangkaian ini dengan dua pilihan yang bisa dilakukan, yakni Auto dan Manual. Rangkaian ini pertama kali saya bahas di twitter Elektro Mekanik, klik disini dan follow untuk memudahkan diskusi seputar artikel lainnya.

Star Delta Automatis
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa yang dimaksud star delta automatis ialah rangkaian standard umum yang prinsip kerjanya memindahkan hubung star ke delta secara otomatis menggunakan TDR. (baca kembali artikel star deltanya, klik disini). Dan lihat kembali gambar wiring rangkaian kontaktornya dibawah ini.

gambar wiring diagram star delta automatis

foto gambar penyambungan rangkaian star delta automatis

Star Delta Manual

Dan yang dimaksud dengan rangkaian star delta manual ialah, dalam mengubah perubahan star ke deltanya kita harus menggunakan sebuah tombol lagi untuk membuat rangkaian menjadi delta. (baca kembali artikel star deltanya, klik disini). Dan lihat kembali gambar wiring rangkaian kontaktornya dibawah ini.

gambar wiring diagram star delta manual

foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual

Rangkaian Star Delta Auto Manual

Tentunya kedua jenis rangkaian star delta tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung oleh jenis kondisi motor atau pemakaiannya. Bisa jadi anda hanya perlu menggunakan salah satunya  sesuai kebutuhan mesin yang anda gunakan.

Khusus bagi anda yang membutuhkan kedua jenis Rangkaian Star Delta tersebut (Auto dan Manual) pada kondisi tertentu, Saya akan membuatkan sebuah rangkaian yang menggabungkan kedua jenis rangkaian star delta yang ada, dan saya menyebutnya dengan Rangkaian Star Delta Auto Manual.

Peralatan
3 pcs Push Botton: (Off,On.?/auto, On.?)
1 pcs Relay 220V, Omron MK2P-I: (R)
3 pcs kontaktor 220v "sesuaikan: (K1,K2&K3)
2 pcs Overload "sesuaikan: (K1,K2&K3) 
TDR Omron H3CR-A8 220v
MCB 2A
Pilot lamp 220v
cable wire 1.5mm
box panel
Select Switch (SS)

Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini..


gambar wiring diagram star delta auto manual

Keterangan gambar:

K1: Kontaktor Utama
K2: Kontaktor Star
K3: Kontaktor Delta
T : Timer (TDR)
R : Relay
SS Auto/Manual: Select Switch

Kerja rangkaian

Posisi Auto
Bila SS pada posisi Auto, maka relay R akan terputus dari tombol On Delta dan NO-nya. Praktis, R hanya terhubung NO dari TDR. Pada posisi Auto ini bila tombol On Star ditekan, maka K1 dan K2 akan berada pada posisi hubung Star, karena K2 terhubung oleh NC dari Relay R. Posisi ini sekaligus menghitung waktu TDR, dimana NO-nya akan menghidupkan Relay R dan NC NO-nya akan menghubung K3 menjadi hubung Delta.

Posisi Manual:
Bila SS berada pada posisi Manual, maka Timer T akan terputus dan akan membuat relay R bisa berfungsi oleh tombol On Delta. seperti fungsi diAuto, bila tombol On Star ditekan, maka K1 dan K2 akan berada pada posisi hubung Star, karena NC relay R akan menghubung K2. Begitu tombol On Delta ditekan, maka akan menghidupkan relay R sekaligus merubah NO NC-nya menghubung K3 Sehingga hubungan berubah jadi Delta.

Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya..


foto gambar penyambungan rangkaian star delta auto manual

Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta Auto Manual ini. Semoga bermanfaat..


Sumber
_____________________________
http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Minggu, 05 Oktober 2014

ATS (Automatic Transfer switch), adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Atau bisa juga disebut Automatic COS (Change Over Switch)

Sedangkan AMF (Automatic Main Failure), berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN.

Dari penjelasan singkat tersebut dapat kita asumsikan fungsi utama ATS/AMF adalah menyalakan genset jika sumber listrik utama PLN mati. Dan menghubungkan daya/listrik dari genset terhadap beban secara otomatis.

Baiklah.. dalam posting kali ini saya akan membahas bagaimana membuat Panel ATS/AMF sederhana yang bisa diaplikasikan pada pemakaian sehari-hari, baik dilingkungan industri maupun rumah.

Pemahaman

Saya mengasumsikan, untuk menghidupkan genset yang digunakan hanya tinggal menekan starter, dan untuk mematikannya hanya perlu menekan tombol Off. Jika belakangan diketahui ada cara-cara menghidupkan dan mematikan dengan teknik lain, saya sarankan mengubah sistem kerjanya menjadi seperti yang telah saya sebutkan diatas tadi (Tekan Starter = nyala, Tekan tombol Off = mati). Mintalah pada teknisi penjual gensetnya untuk memodifikasi.

Ingat! panel yang saya buat ini hanya dasarnya saja, jadi mohon maklum bila saya tidak menambahkan asesoris lain seperti Voltmeter, Ampermeter, pilot Lamp, Frequensimeter, Phase Failure Relay dan sebagainya. Saya hanya menitikberatkan pengautomatisan penggunaan tombol Starter dan Off sebagai fungsi utama kerja "Change Over Switch" pada panel ATS/AMF ini

Peralatan

2 pcs Select Switch
2 pcs Kontaktor 220V 4-pole (sesuaikan dengan NFB) (M1 dan M2)
1 pcs relay 11 pin Omron MK3P-1 220V (R1) + Socket

1 pcs relay 8 pin Omron MK2P-1 220V (R1) + Socket
2 pcs TDR Omron H3CR-A8, 220V + Socket
6 pcs MCB 2A

2 pcs TDR Omron H3Y-2 24VDC + Socket
1 pcs Relay Omron MKS2PI 24VDC  + Socket
2 pcs Accu 12 Volt (Serie up 24V DC)
(Sesuaikan TDR dan Relay dengan Accu)

wire cable 1,5 mm + Scun garpu Secukupnya
Box Panel (disesuaikan)
Terminal Blok Input Output Power (disesuaikan)
Terminal Blok Input Output Control TR-10
Rel Component
Kabel Duct
Kabel Ties

Berikut gambar rangkaian utama dan wiring diagramnya..
klik gambar untuk memperbesar

Prinsip Kerja

Dalam panel ATS/AMF ini saya membaginya dalam Tiga blok yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing.

Blok 1.
Blok detector Sumber daya Utama, Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian Blok starter engine (NC M1). Blok detector ini menghidupkan M1 apabila listrik utama hidup Sekaligus sebagai blok Stop engine (NC R2) apabila listrik utama mati. Pada terminal nomor 5 dan 6, anda harus menghubung seri pada rangkaian genset sebagai tombol OFF.

Pada blok satu ini juga terdapat Selector Switch untuk menfungsikan rangkaian ini Normal dan Automatis. Pada fungsi Normal, maka kerja Change Over Switch tidak akan berfungsi.

Blok 2.
Blok Relai detector Daya Genset, Relai detector ini berfungsi untuk menerima informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian utama apabila listrik utama mati dengan menghidupkan (M2) setelah genset bekerja.

Blok 3.
Blok starter engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari Blok detector Sumber daya Utama (NC M1) Sebagai awal kerja starter. T3 dan T4 sebagai delay starter dan R3 sebagai Kontak starter. Khusus pada rangkaian ini menggunakan komponen yang mempunyai tegangan kerja 24VDC dengan menggunakan 2 buah Accu 12VDC yang dihubung Seri. Namun apabila anda menemukan komponen yang mempunyai tegangan kerja 12VDC, anda bisa memakainya dengan hanya menggunakan 1 buah Accu saja.

Pada rangkaian ini ditambah juga Selector switch yang menginformasikan Accu (starter engine) pada kondisi standby. Pada terminal nomor 7 dan 8, anda harus menghubung paralel pada stater untuk menghidupkan genset.

Demikian saja penjelasan Cara Membuat Panel AMF ATS (switch genset otomatis) Sederhana ini.. kurang lebihnya mohon maaf.. dan

Selamat Mencoba !

Sumber
_____________________________
http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Sabtu, 26 Oktober 2013

Artikel ini cuma posting iseng dan hanya menulis ulang dari page saya di Elektro Mekanik dengan menambahkan beberapa gambar pelengkap dan penjelasannya. Sebelumnya klik disini untuk melihat wiring diagram Star Delta automatis dengan timer (TDR) untuk perbandingan.

Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip kerja rangkaian Star Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum ditemui,. termasuk perubahan kontak NO NC nya. Yang membedakan dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada penggunaan DOL (on off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL relay ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol inilah yang nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta. Klik disini untuk melihat sistem DOL (on off) sebuah rangkaian kontaktor.
 
Pada gambar yang ada di Page Elektro Mekanik (klik disini untuk melihat gambar dengan menggunakan relay 11 pin), Saya menggunakan Relay 11 pin agar bisa menggunakan 3 buah NO NC untuk mengamankan rangkaian kontaktor dari hubung singkat, ketika merubah dari hubung star ke delta. Namun disini saya memodifikasinya dengan menggunakan relay 8 pin serta menambahkan sebuah pilot lamp sebagai indikator bahwa rangkaian sudah terhubung delta.
 
Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini..

gambar wiring diagram star delta manual 8 pin
klik gambar untuk memperbesar

Cara Kerja Rangkaian

Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada hubung STAR (K1 dan K2 menyala), setelah beberapa detik yang kita rasakan cukup untuk merubah ke hubung DELTA, maka kita diharuskan menekan tombol 2 (ON Delta), untuk merubah rangkaian menjadi hubung Delta (K1 dan K3 menyala, juga R1). Dan fungsi tombol Off disini adalah untuk mematikan kerja rangkaian.

Peralatan yang dibutuhkan:

1 pcs push botton off
2 pcs push button on
1 pcs relay 11 pin Omron MK3P-I 220V (R1) atau 8 pin MK2P-I
3 pcs kontaktor 220v (sesuaikan dengan motor) (K1, K2 dan K3)
2 pcs overload (sesuaikan dengan kontaktor)
1 pcs pilot lamp (green)
cable wire 1.5 mm secukupnya
Box Panel

Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya.

foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual
klik gambar untuk memperbesar

Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta manual ini. yang tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan yang automatis..

Klik disini untuk melihat rangkaian penggabungan antara rangkaian star delta manual dengan rangkaian star delta automatis. yang disebut Rangkaian Star Delta Auto Manual

Semoga bermanfaat... dan Selamat mencoba...


Sumber
_____________________________
 http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Minggu, 20 Oktober 2013

Sebenarnya artikel ini adalah artikel dasar yang menarik untuk diulas kembali disini. Karena pembahasan tentang transformator 3 phasa yang umum dipakai diindustri atau sistem distribusi listrik PLN ini, banyak sekali terdapat cabang keilmuannya. Antara lain adalah tentang polaritas, vektor grup, name plate, sistem proteksi dan lainnya, yang apabila dibahas secara utuh akan lumayan memakan banyak waktu dan pikiran.

Khusus kali ini saya hanya akan membahas tentang jenis-jenis hubungan pada belitan transformator 3 phasa, yang terkadang membuat bingung bagi yang baru mempelajarinya.





Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag.

1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi



Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (? - ?)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.



Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - ?)

Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).

Perbandingan tegangan jala- jala 1/v3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.


 
Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (? - Y)

Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30� dari tegangan primernya.


 
Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.

Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (lihat gambar)


 
Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :

eZ1 = e1 � e2
eZ2 = e2 � e3
eZ3 = e3 � e1
eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb

Tegangan Titik Bintang
eb = 0
e1 = e/2
nilai tegangan fasa
ez =  e/2 v3
sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez v3 = e/2 v3

6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan adalah :
  • V - V atau � Open ? �
  • � Open Y - Open ? �
  • Hubungan T � T

Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Sebagai contoh:


Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6 kVA, sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya digunakan dalam situasi yang darurat.


 
Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V � V

Kekurangan Hubungan ini adalah :
  • Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.
  • Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.
Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta

Hubungan Open Y - Open ? diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T - T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai �Centre Taps � pada sisi primer dan sekundernya dan disebut � Main Transformer�. Transformator yang lainnya mempunyai �0,866 Tap� dan disebut �Teaser Transformer �. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder �teaser Transformer� disatukan ke � Centre Taps� dari � main transformer �. � Teaser Transformer� beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan � main transformer � beroperasi pada Cos 30 � = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan � main transformer � bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya



 Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.

Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (?-Y) dan menurunkan tegangan (Y - ? ). Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.


Sumber:
Sumardjati, Prih, dkk & http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Senin, 14 Oktober 2013

Sebelum membaca artikel ini, pastikan  bahwa anda  telah memahami artikel saya dilabel Kapasitor atau pada artikel dibawah ini


Setelah itu mari kita memulai membuat sendiri sebuah panel kapasitor bank  industri sederhana yang tentunya tidak menggunakan komponen yang sederhana.. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Studi Kasus

Pada kasus ini, Pelanggan menggunakan atau memasang Transformator Step Down indoor 3 Phasa, 20kV/ 400V, dengan daya 1250 kVA. Trafo tersebut mampu mencapai arus nominal 1820 Ampere pembebanan, dan Pelanggan menggunakan MCCB pada panel utamanya sebesar 2000A yang terbagi lagi ke MCCB pembagi kebeban dalam area-area bangunan pabrik pelanggan.

Beban listrik yang digunakan pelangggan memiliki karakteristik dapat berubah-ubah arus beban pemakaiannya secara mendadak, karena memang pelanggan mempunyai mesin-mesin yang bertipikal mampu mencapai arus maximalnya beberapa saat.

Dalam kasus ini saya menggunakan metoda cara menghitung kebutuhan kapasitor bank maximalnya dengan cara menghitung 60% dari kapasitas trafo yang digunakan. Itu artinya bahwa, Jumlah kVAr yang harus disediakan sebesar 750 kVAr. (klik disini untuk mengetahui cara menghitungnya). Bila menggunakan PF Controller 12 step, maka kapasitor yang digunakan sebesar 12 x 60 kVAr

2. Peralatan dan komponen yang dibutuhkan


No.
Komponen dan Peralatan
Jumlah

   Kabel  

1
Kabel single Core 240mm�
*
2
Kabel NYAF (serabut) 35mm�
*
3
Kabel single core NYAF wire 1.5mm�
*
4
Skun SC kabel 240mm�
*
5
Skun Ring kabel 35mm�
*
6
Skun garpu kabel 1.5mm�
*

   Komponen Utama  

7
Power Factor Controller RVC ABB
1
8
Kontaktor khusus kapasitor ABB UA95 240V
12
9
Kapasitor Bank CLMD 63 ABB 50Hz,
(60kVAr, 525 Volt) atau
(80kVAr, 525 Volt plus Detuned Reactornya)
12
10
MCCB 1000A
1
11
NH Fuse 125A dan NH Holder
36
12
CT 2000A/5A
4
13
Amperemeter Analog 2000A/5A
3
14
Voltmeter Analog 400V
3
15
Busbar 3mm� x 20mm�
*
16
Busbar 5mm� x 50mm
*
17
Busbar Insulator
9

   Komponen Control  

18
MCB 6A
3
19
Kontaktor Mitsubishi S-N11 220V
1
20
Relay 8 pin 220V Omron MK2P-I
12
21
Relay 11 pin 220V Omron MK3P-I
4
22
Selector Switch 0|0
2
23
Led Pushbutton Switches 220V
12 (Red) 12 (Green)
24
Pilot Lamp (green, yellow, red)
3

 Peralatan Pelengkap Wiring Control  

25
Rel Component
*
26
Kabel Duck
*
27
Kabel Ties
*
28
Terminal Kabel TR-10
*
29
Exhaust Fan
1
30
Mata Bor 3, 6, dan 13
*
31
Mata Bor Holesaw 25mm�
*
32
Mur Baut Ring M2, M5 dan M12
*
33
Tang Skun
*

 Peralatan Pembantu  

34
Tang kombinasi
*
35
Tang potong
*
36
Multi tester
*
37
Obeng + dan -
*
38
Tespen
*
39
Pahat Baja
*
40
Gerinda
*
41
Bor tangan
*

 Bahan Box Panel  

42
Siku 60
*
43
Plat 5mm�
*

* : Sesuaikan jumlahnya

Berikut gambar dari peralatan dan bahan dalam pembuatan Panel Kapasitor Bank yang telah saya rangkum menjadi satu buah gambar.

klik gambar untuk memperbesar

3. Pembuatan Box Panel

Ada beberapa model panel kapasitor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatannya, antara lain sejajar dan menumpuk, namun mengingat untuk kasus ini  dibutuhkan peralatan dan komponen yang berukuran cukup besar, maka saya menyarankan untuk lebih memilih model bertumpuk terpisah.

Disini saya tidak menjelaskan secara lebih rinci mengenai ukuran panel kapasitor bank yang akan dibuat, dikarenakan terbatasnya software dan waktu yang saya miliki. Namun sebagai gambaran dasarnya akan saya berikan seperti gambar-gambar dibawah ini.

gambar desain awal

gambar desain panel control

gambar desain panel kapasitor

gambar keseluruhan panel kapasitor

Satu lagi tips dari saya, yaitu membuat alat tekuk plat tembaga atau alat tekuk busbar untuk kebutuhan pembuatan panel kapasitor ini dan untuk panel-panel distribusi lainnya.. langsung saja simak gambarnya..

alat penekuk plat tembaga sederhana

Catatan:
Pada gambar-gambar diatas, saya menambahkan Harmonic Filter Reactor (detuned reactor) karena saya juga mempertimbangkan munculnya gelombang harmonik pada instalasi supply pelanggan yang bertipikal seperti yang telah saya sebutkan pada Studi Kasus diatas. Klik disini untuk mempelajari apa itu gelombang harmonik.

Jika anda merasa tidak memerlukan pemasangan Harmonic Filter Reactor, maka hanya tinggal membuat rak untuk kapasitornya saja. Namun saran saya sebaiknya membuat rak khusus untuk Harmonic Filter Reactor seperti gambar diatas walau tidak menggunakannya. Hal ini semata-mata hanya untuk mengantisipasi munculnya harmonik tinggi pada waktu yang akan datang. Klik disini untuk mempelajari apa itu gelombang harmonik.

Untuk lebih jelas mengenai ukuran dan bentuk panel kapasitornya, sebaiknya Anda membeli terlebih dahulu komponen dan peralatan  yang akan digunakan untuk mengetahui detail ukuran panelnya, dan menyerahkan pembuatannya pada bagian workshop.

4. Wiring interkoneksi Main Panel dan Panel Kapasitor

Wiring interkoneksi panel utama dengan panel kapasitor ini dapat dilihat pada gambar single line diagram dibawah ini..


gambar interkoneksi panel utama dengan panel kapasitor

Dan untuk gambar visualisasi penyambungan dari panel kapasitor ke panel utama, dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

gambar interkoneksi main panel

Anda dapat menyesuaikannya sendiri dengan panel utama yang anda tangani dengan memperhatikan letak dan posisinya, agar tidak berada pada posisi yang menyulitkan ketika mengalami perbaikan.


5. Wiring Diagram Panel Control

Wiring diagram single line panel control sederhananya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, dengan menggunakan RVC ABB.

klik gambar untuk memperbesar

Wiring diagram power factor regulator atau sering juga disebut power factor controller diatas, tidak menggunakan Led Pushbutton Switches 220V sebagai tombol on off manual untuk kontaktor kapasitornya. Karena secara fungsional RVC ABB ini sudah memilikinya.

Dan untuk membuat wiring diagram  RVC ABB dengan memindah fungsikan tombol on off secara real, maka anda sebaiknya membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul Instalasi Power Factor Controller RVC from ABB. Disana saya telah jelaskan bagaimana gambar wiring diagramnya.

6. Setting Power Factor Controller RVC ABB

Sebenarnya saya ingin menulis tentang cara setting power factor regulator RVC ini dengan judul tersendiri karena mempunyai penjelasan yang cukup panjang, namun mengingat permasalahan setting ini terkait langsung dengan judul pembuatan panel kapasitor maka alangkah baiknya untuk membuatnya langsung disini dengan penjelasan yang singkat namun mudah dimengerti. Dan untuk mensetting Power Factor Controller RVC ini dapat dilihat terlebih dahulu pada gambar dibawah ini..

gambar  RVC ABB Quick Start


Keterangan gambar (perhatikan kode pergambar dipojok kanan bawah) :

#1 sampai #7 adalah keterangan tentang fungsi phisik dan pemasangannya.
#8 = Grafik setting Linear dan Circular pada sistem penghidupan otomatis kapasitor oleh RVC ABB
#9 =  Tabel setting C/k. 
 #10 = Gambar cara setting mode menu RVC ABB

10.1 = Jumlah cos phi yang sedang berjalan (tekan plus (+) untuk melihat dibawah ini
V rms : Tegangan yang ada
I rms : Besar Arus input dari CT (Current Transformer)
THD V : Total Harmonik Distortion terhadap tegangan
THD I : Total Harmonik Distortion terhadap arus

10.2 = Setting manual
Apabila dalam mode manual ini kita tekan plus (+) maka kapasitor 1 akan menyala setelah beberapa detik sesuai settingan. Dan bila menekan plus (+) kembali, maka kapasitor 2 akan menyala dan begitu seterusnya. Begitu juga sebaliknya bila menekan minus (-), maka satu persatu kapasitor akan mati.

10.3 = Setting automatis (tidak disarankan)

10.4 = Ada beberapa input mode seperti dibawah ini (lihat tulisan kecil disamping kanan):

cos phi
Jumlah cos phi terbaik yang diinginkan (tekan plus & minus untuk mensetting angkanya)

phase :
adalah wiring phase input (data input phase setting) berdasarkan urutan phasa dan letak pemasangan Current Transformer (CT) menurut tabelnya. Anda tinggal menyesuaikannya seperti pada tabel yang terdapat pada point #11

Anda juga bisa menyettingnya setelah semua terpasang (CT dan power input RVC) dengan mencoba satu persatu dari phase 0� sampai 330� sampai bertemu dengan angka yang realistis berkisar 0.65~0.99. Untuk menyettingnya lihat gambar dibawah ini.

gambar setting phase RVC ABB

Keterangan:
Dalam gambar dijelaskan cara mensetting phase dari mulai memeriksa input phase 0� dan lihat menu awal jumlah cos phi yang sedang berjalan (10.1) dengan menekan mode �25x �1 menit.

Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 30� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 60� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 90� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
begitu seterusnya sampai ke angka 330� dan cermati hasilnya (catat dan ingat). 

Bila angka yang tercatat realistis yaitu berkisar "nol koma sekian" dan berubah lambat di angka "nol koma sekian" maka itulah jumlah input setting yang tepat. Tetapi bila angka yang tercatat yang didapat adalah berkisar antara "minus sekian koma sekian" dan berubah cepat keangka "nol koma sekian", maka input phase tersebut tidak tepat.

C/k :
Input perbandingan besar kapasitor yang dipakai dengan CT yang digunakan 

Contoh cara setting C/k:
Kapasitor yang saya gunakan adalah 60kVAr dan CT yang saya gunakan 2000A/5A, maka setting yang harus saya input untuk setting C/k nya adalah: 0.15 Anda dapat melihat ilustrasinya seperti pada gambar berikut:


Bila anda ingin menyetting nilai C/k ini sendiri boleh-boleh saja, asalkan besaran setting C/k ini dikisaran angka yang telah didapat, dan nilai cos phi yang dihasilkan nanti berjalan normal. Jika input setting sangat jauh dari perhitungan kisaran tabel, maka gerak penambahan dan pengurangan otomatis on off kapasitor akan menjadi cepat dan tidak teratur.

s (second) : 
Detik yang diinginkan untuk menyalakan kapasitor ketika RVC menghidupkannya. Tekan plus minus untuk merubah angkanya. Lama tidaknya waktu yang diperlukan untuk menghidupkan kapasitor ini tergantung besar tidaknya arus yang berjalan. Anda dapat mengamatinya terlebih dahulu di amperemeter sebelum memasukkan angkanya.

STEPS :
Menu ini berfungsi untuk menghidupkan dan menidakfungsikan salah satu step kapasitor. Angka 0 adalah pilihan untuk menidak fungsikan salah satu kapasitor yang diinginkan (lihat angka bulat diatas yang berkedip). Fungsi angka 0 ini akan dibutuhkan sewaktu-waktu bila kapasitor atau fuse diketahui  sudah tidak dalam kondisi yang baik dan kita sementara waktu belum sempat memperbaikinya.

Keterangan angka input
0 =  menidak fungsikan salah satu kapasitor yang diinginkan
1 = disetting bila keseluruhan kapasitor memiliki besar kVAr yang sama
2 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/2 dari 10 kapasitor laiinnya.
3 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/3 dari 9 kapasitor laiinnya.
4 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/4 dari 8 kapasitor laiinnya.

Masih pada gambar #10 tetapi pada menu ini lebih bersifat Proteksi terhadap kinerja RVC ABB ini. Berikut simak penjelasannya..
  • Cir : Circular untuk menghidupkan kapasitor secara acak terbalik
  • Lin : Linear untuk menghidupkan kapasitor secara urut
  • cos phi : Untuk memulai menghidupkan kapasitor dari batas cos phi terendah yang diinginkan
  • V rms Max : Batas tegangan tertinggi untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan tegangan kembali normal pada batas settingan.
  • V rms Min : Batas tegangan terendah untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan tegangan kembali normal pada batas settingan.
  • Max THD V : Batas Total Harmonik Distortion tertinggi terhadap tegangan yang timbul untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan THD kembali normal pada batas settingan.
Anda bisa merubah atau menonaktifkan pilihan-pilihan diatas dengan menekan plus (+) atau minus (-)

#11 = Gambar pilihan wiring connection menu phase

Demikian saja artikel Cara Membuat Sendiri Panel Kapasitor Bank Industri Menggunakan RVC ABB yang telah saya rangkum sendiri berdasarkan pengalaman saya. Dan untuk melihat salah satu desain dan foto asli panel control dan panel kapasitor buatan saya, dapat diklik disini

Terimakasih... semoga bermanfaat..

Sumber:
_______________________________
http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..