Sabtu, 27 November 2010

Sebagai permulaan akan saya undang anda mengetahui spesifikasi tentang PF Controller RVC ini ke situs resminya.. klik disini



Sebenarnya Power Factor Controller RVC ini sudah mempunyai fungsi tombol Manual dan Automatisnya dalam melakukan fungsi kerjanya.. namun disini saya akan membahas Bagaimana membuat wiring diagram modifikasinya agar bisa juga dijalankan secara manual dan Automatic secara "real" dalam bentuk penambahan tombol dan lampu indikator serta penggunaan select switch dalam penggunaannya. Serta penjelasan sedikit tentang sistem kerjanya yang menggunakan wiring pengaman untuk melindungi RVC ini dari beban dan tegangan berlebih.

Oke.. tidak panjang lebar, saya perlihatkan dahulu gambar wiring diagramnya..



Klik Gambar untuk memperbesar

Keterangan dan Penjelasan :
  • Sumber Listrik Trafo 20 kv/400 v 1250 kva
  • diameter kabel input ke Panel Kapasitor : 240 mm� x 3
  • Nilai perKapasitor Bank : 60 kvar 525 Volt
  • Load Break Switch MCCB 2000 Ampere
  • MCB Rangkaian 6 Ampere
  • CT 2000A/5A
  • Reactive Power Regulator (RVC ABB) = 12 channel (output)
  • MC (11A)= Magnetic Contactor utama untuk menghidupkan rangkaian ini
  • MC 1 (11A) Magnetic Contactor atau Relay = untuk fungsi manual
  • K1, K2, K3... K12 (95A) = Magnetic Contactor untuk Kapasitor
  • R1, R2, R3... R12 = Relay Contact 8 pin untuk menghidupkan Magnetic Contactor dari Kapasitor Bank.
  • R13, R14, R15, R16 = Relay Contact 11 pin untukmenghubung dan memutuskan fungsi manual dan automatic dari rangkaian ini
  • Led Pushbutton Switches 220V on & off, adalah manual system rangkaian ini

Cukup itu saja penjelasan dari saya tentang Instalasi Power Factor Controller RVC ini, dan untuk melihat cara setting RVC ini anda dapat melihat artikel yang berjudul Cara Membuat Sendiri Panel Kapasitor Bank Industri Menggunakan RVC ABB. Bila ada kesulitan silahkan beri komentar Anda untuk posting ini.. Terimakasih.. semoga bermanfaat.
_________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..
1 kva Berapa Amper ?

(Teori Umum)
KVA adalah satuan bagi daya yang dihasilkan oleh tenaga listrik,yakni hasil kali antara tegangan llistrik(volt) dengan kuat arus(ampere)

jadi 1KVA = 1000VA jadi

bila voltasenya sebesar 380 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/380 = 2,6 Ampere

bila voltasenya sebesar 220 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/220 = 4,5 Ampere

dan bila tegangan diubah ke 100 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/100 = 10 Ampere

(Teori Lain)
bila voltasenya sebesar 380 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1 / (1.732) / 0.38
= 1.52 Amper

ket. 1.732 adalah satuan rumus tetap

Ukuran Milimeter Kabel

CONTOH:
kabel 2,5 mm artinya kabel tersebut mempunyai luas penampang 2,5 mm
berapa diameternya?

rumus mencari jari2nya:
L = p x r�
2,5 = 3,14 x r�
r� = 2,5 / 3,14
r = v2,5 / 3,14
r = 0,89

maka diameternya
d = 2 x r
d = 2 x 0,89
d = 1,78 mm

dan Luasnya (kebalikannya)
L = p x r�
= 3,14 x 0,89�
= 2,48

L = luas lingkaran
r = jari2 lingkaran
d = diameter lingkaran
K = keliling lingkaran
p = 22/7 = 3,14

L = p x r�

d = 2 x r

K = 2 x p x r
= p x d

r = 1/2 x d
= 1/2 x (K x 7/22)
= akar dari (L x 7/22)
(L x 7/22) = r�

d = K x 7/22
= akar dari (L x 7/22 x 4)
(L x 7/22 x 4) = d�

1 mm Kabel Untuk Berapa Amper ?

Ada yang mengatakan
1 mm untuk 3 Amper dan ada juga yang mengatakan
1 mm untuk 1.76 Amper
*) untuk tegangan 380V

1 kw Berapa HP (Horse Power) ?

Menurut konversi satuan international, 1.1 kW (kilo watt) adalah sama dengan 1.475 HP ...
Ya, HP memang Horse Power .Istilah lain adalah PK (singkatan kata dari bahasa Belanda Paar Kraatt)
1 HP = 0.745 kW = 745 watt
________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Perkataan pneumatik berasal bahasa Yunani � pneuma � yang berarti �napas� atau �udara�. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.



Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara bertekanan).



Komponen-komponen Pneumatik

Komponen pneumatik beroperasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar, tetapi dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6 bar untuk penggunaan yang ekonomis.
Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal penangan material adalah sebagai berikut :

a. Pencekraman benda kerja
b. Penggeseran benda kerja
c. Pengaturan posisi benda kerja
d. Pengaturan arah benda kerja

Penerapan pneumatik secara umum :

a. Pengemasan (packaging)
b. Pemakanan (feeding)
c. Pengukuran (metering)
d. Pengaturan buka dan tutup (door or chute control)
e. Pemindahan material (transfer of materials)
f. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning and inverting of parts)
g. Pemilahan bahan (sorting of parts)
h. Penyusunan benda kerja (stacking of components)
i. Pencetakan benda kerja (stamping and embosing of components)

Susunan sistem pneumatik adalah sebagai berikut :

a. Catu daya (energi supply)
b. Elemen masukan (sensors)
c. Elemen pengolah (processors)
d. Elemen kerja (actuators)

1.1 Alasan Pemakaian Pneumatik

Persaingan antara peralatan pneumatik dengan peralatan mekanik, hidrolik atau elektrik makin menjadi besar. Dalam penggunaannya sistem pneumatik diutamakan karena beberapa hal yaitu :

a. paling banyak dipertimbangkan untuk beberapa mekanisasi,
b. dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan tertentu

Sering kali suatu proses tertentu dengan cara pneumatik, berjalan lebih rapi (efisien) dibandingkan dengan cara lainnya. Contoh :
  1. Palu-palu bor dan keling pneumatik adalah jauh lebih baik dibandingkan dengan perkakas-perkakas elektrik serupa karena lebih ringan, lebih ada kepastian kerja dan lebih sederhana dalam pelayanan.
  2. Pesawat-pesawat pneumatik telah mengambil suatu kedudukan monopoli yang penting pada :
  • rem-rem udara bertekanan untuk mobil angkutan dan gerbong-gerbong kereta api, alat-alat angkat dan alat-alat angkut.
  • pistol-pistol ( alat cat semprot, mesin-mesin peniup kaca, berbagai jenis penyejukan udara, kepala-kepala asah kecepatan tinggi ).
Udara bertekanan memiliki banyak sekali keuntungan, tetapi dengan sendirinya juga terdapat segi-segi yang merugikan atau lebih baik pembatasan-pembatasan pada penggunaannya. Hal-hal yang menguntungkan dari pneumatik pada mekanisasi yang sesuai dengan tujuan sudah diakui oleh cabang-cabang industri yang lebih banyak lagi. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun penggerakan mesin-mesin dan alat-alat.

1.2 Keuntungan Pemakaian Pneumatik

a. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut :
  1. Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
  2. Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfir, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.
  3. Udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah melalui saluran-saluran dengan jarak yang besar, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan menggunakan saluran melingkar semua pemakai dalam satu perusahaan dapat dilayani udara bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya. Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disediakan dimana saja dalam perusahaan.
b. Dapat disimpan dengan mudah :
  1. Sumber udara bertekanan ( kompresor ) hanya menyerahkan udara bertekanan kalau udara bertekanan ini memang digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.
  2. Pengangkutan ke dan penyimpanan dalam tangki-tangki penampung juga dimungkinkan.
  3. Suatu daur kerja yang telah dimulai selalu dapat diselesaikan, demikian pula kalau penyediaan listrik tiba-tiba dihentikan.
c. Bersih dan kering :
  1. Udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-benda kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
  2. Udara bertekanan adalah kering. Bila terdapat kerusakan pipa-pipa tidak akan ada pengotoran-pengotoran, bintik minyak dansebagainya.
  3. Dalam industri pangan , kayu , kulit dan tenun serta pada mesin-mesin pengepakan hal yang memang penting sekali adalah bahwa peralatan tetap bersih selama bekerja.
  4. Sistem pneumatik yang bocor bekerja merugikan dilihat dari sudut ekonomis, tetapi dalam keadaan darurat pekerjaan tetap dapat berlangsung. Tidak terdapat minyak bocoran yang mengganggu seperti pada sistem hidrolik.
d. Tidak peka terhadap suhu
  1. Udara bersih ( tanpa uap air ) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada nilai-nilai yang rendah, jauh di bawah titik beku ( masing-masing panas atau dingin ).
  2. Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-tempat yang sangat panas, misalnya untuk pelayanan tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer.
  3. Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri-industri baja atau bengkel-bengkel tuang (cor).
e. Aman terhadap kebakaran dan ledakan
  1. Keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.
  2. Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.
f. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja

Pembawa energi (udara bertekanan) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya. Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.

g. Rasional (menguntungkan)
  1. Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi.
  2. Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan komponen-komponen peralatan hidrolik.
h. Kesederhanaan (mudah pemeliharaan)
  1. Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
  2. Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, cakera bubungan, pegas, poros sekerup dan roda gigi.
  3. Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu montase (pemasangan) menjadi singkat, kerusakan-kerusakan seringkali dapat direparasi sendiri, yaitu oleh ahli teknik, montir atau operator setempat.
  4. Komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
i. Sifat dapat bergerak

Selang-selang elastik memberi kebebasan pindah yang besar sekali dari komponen pneumatik ini.

j. Aman

Sama sekali tidak ada bahaya dalam hubungan penggunaan pneumatik, juga tidak jika digunakan dalam ruang-ruang lembab atau di udara luar. Pada alat-alat elektrik ada bahaya hubungan singkat.

k. Dapat dibebani lebih ( tahan pembebanan lebih )

Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat direm sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
  1. Pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
  2. Suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih tanpa rusak.
  3. Silinder-silinder gaya tak peka pembebanan lebih dan dengan menggunakan katup-katup khusus maka kecepatan torak dapat disetel tanpa bertingkat.
l. Jaminan bekerja besar

Jaminan bekerja besar dapat diperoleh karena :
  1. Peralatan serta komponen bangunannya sangat tahan aus.
  2. Peralatan serta komponen pada suhu yang relatif tinggi dapat digunakan sepenuhnya dan tetap demikian.
  3. Peralatan pada timbulnya naik turun suhu yang singkat tetap dapat berfungsi.
  4. Kebocoran-kebocoran yang mungkin ada tidak mempengaruhi ketentuan bekerjanya suatu instalasi.
m. Biaya pemasangan murah
  1. Mengembalikan udara bertekanan yang telah digunakan ke sumbernya (kompresor) tidak perlu dilakukan. Udara bekas dengan segera mengalir keluar ke atmosfir, sehingga tidak diperlukan saluran-saluran balik, hanya saluran masuk saja.
  2. Suatu peralatan udara bertekanan dengan kapasitas yang tepat, dapat melayani semua pemakai dalam satu industri. Sebaliknya, pengendalian-pengendalian hidrolik memerlukan sumber energi untuk setiap instalasi tersendiri (motor dan pompa).
n. Pengawasan (kontrol)

Pengawasan tekanan kerja dan gaya-gaya atas komponen udara bertekanan yang berfungsi dengan mudah dapat dilaksanakan dengan pengukur-pengukur tekanan (manometer).

o. Fluida kerja cepat
  1. 1). Kecepatan-kecepatan udara yang sangat tinggi menjamin bekerjanya elemen-elemen pneumatik dengan cepat. Oleh sebab itu waktu menghidupkan adalah singkat dan perubahan energi menjadi kerja berjalan cepat.
  2. 2). Dengan udara mampat orang dapat melaksanakan jumlah perputaran yang tinggi ( Motor Udara ) dan kecepatan-kecepatan piston besar (silinder-silinder kerja ).
  3. 3). Udara bertekanan dapat mencapai kecepatan alir sampai 1000 m/min (dibandingkan dengan energi hidrolik sampai 180 m/min ).
  4. 4). Dalam silinder pneumatik kecepatan silinder dari 1 sampai 2 m/detik mungkin saja ( dalam pelaksanaan khusus malah sampai 15 m/detik ).
  5. 5). Kecepatan sinyal-sinyal kendali pada umumnya terletak antara 40 dan 70 m/detik (2400 sampai 4200 m/min)
p. Dapat diatur tanpa bertingkat
  1. Dengan katup pengatur aliran, kecepatan dan gaya dapat diatur tanpa bertingkat mulai dari suatu nilai minimum (ditentukan oleh besarnya silinder) sampai maksimum (tergantung katup pengatur yang digunakan).
  2. Tekanan udara dengan sederhana dan kalau dibutuhkan dalam keadaan sedang bekerja dapat disesuaikan dengan keadaan.
  3. Beda perkakas rentang tenaga jepitnya dapat disetel dengan memvariasikan tekanan udara tanpa bertingkat dari 0 sampai 6 bar.
  4. Tumpuan-tumpuan dapat disetel guna mengatur panjang langkah silinder kerja yang dapat disetel terus-menerus (panjang langkah ini dapat bervariasi sembarang antara kedua kedudukan akhirnya).
  5. Perkakas-perkakas pneumatik yang berputar dapat diatur jumlah putaran dan momen putarnya tanpa bertingkat.
q. Ringan sekali

Berat alat-alat pneumatik jauh lebih kecil daripada mesin yang digerakkan elektrik dan perkakas-perkakas konstruksi elektrik (hal ini sangat penting pada perkakas tangan atau perkakas tumbuk). Perbandingan berat (dengan daya yang sama) antara :
  • motor pneumatik : motor elektrik = 1 : 8 (sampai 10)
  • motor pneumatik : motor frekuensi tinggi = 1 : 3 (sampai 4)
r. Kemungkinan penggunaan lagi (ulang)

Komponen-komponen pneumatik dapat digunakan lagi, misalnya kalau komponen-komponen ini tidak dibutuhkan lagi dalam mesin tua.

s. Konstruksi kokoh

Pada umumnya komponen pneumatik ini dikonstruksikan secara kompak dan kokoh, dan oleh karena itu hampir tidak peka terhadap gangguan dan tahan terhadap perlakuan-perlakuan kasar.

t. Fluida kerja murah

Pengangkut energi (udara) adalah gratis dan dapat diperoleh senantiasa dan dimana saja. Yang harus dipilih adalah suatu kompresor yang tepat untuk keperluan tertentu; jika seandainya kompresor yang dipilih tidak memenuhi syarat, maka segala keuntungan pneumatik tidak ada lagi.

1.3 Kerugian / terbatasnya Pneumatik

a. Ketermampatan (udara).
Udara dapat dimampatkan. Oleh sebab itu adalah tidak mungkin untuk mewujudkan kecepatan-kecepatan piston dan pengisian yang perlahan-lahan dan tetap, tergantung dari bebannya.
Pemecahan :
kesulitan ini seringkali diberikan dengan mengikutsertakan elemen hidrolik dalam hubungan bersangkutan, tertama pada pengerjaan-pengerjaan cermat ( bor, bubut atau frais ) hal ini merupakan suatu alat bantu yang seringkali digunakan.

b. Gangguan Suara (Bising)
Udara yang ditiup ke luar menyebabkan kebisingan (desisan) mengalir ke luar, terutama dalam ruang-ruang kerja sangat mengganggu.
Pemecahan :
dengan memberi peredam suara (silincer)

c. Kegerbakan (volatile)

Udara bertekanan sangat gerbak (volatile). Terutama dalam jaringan-jaringan udara bertekanan yang besar dan luas dapat terjadi kebocoran-kebocoran yang banyak, sehingga udara bertekanan mengalir keluar. Oleh karena itu pemakaian udara bertekanan dapat meningkat secara luar biasa dan karenanya harga pokok energi �berguna� sangat tinggi.
Pemecahan :
dapat dilakukan dengan menggunakan perapat-perapat berkualitas tinggi.

d. Kelembaban udara

Kelembaban udara dalam udara bertekanan pada waktu suhu menurun dan tekanan meningkat dipisahkan sebagai tetesan air (air embun).
Pemecahan :
penggunaan filter-filter untuk pemisahan air embun (dan juga untuk penyaring kotoran-kotoran).

e. Bahaya pembekuan

Pada waktu pemuaian tiba-tiba (dibelakang pemakai udara bertekanan) dan penurunan suhu yang bertalian dengan pemuaian tiba-tiba ini, dapat terjadi pembentukan es.
Pemecahan :
Batasi pemuaian udara bertekanan dalam perkakas-perkakas pneumatik.
Biarkan udara memuai sepenuhnya pada saat diadakan peniupan ke luar.

f. Kehilangan energi dalam bentuk kalor.

Energi kompresi adiabatik dibuang dalam bentuk kalor dalam pendingin antara dan akhir. Kalor ini hilang sama sekali dan kerugian ini hampir tidak dapat dikurangi.

g. Pelumasan udara bertekanan

Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian-bagian yang bergerak, maka bahan pelumas ini dimasukkan bersamaan dengan udara yang mengalir, untuk itu bahan pelumas harus dikabutkan dalam udara bertekanan.

h. Gaya tekan terbatas
  1. Dengan udara bertekanan hanya dapat dibangkitkan gaya yang terbatas saja. Untuk gaya yang besar, pada tekanan jaringan normal dibutuhkan diameter piston yang besar.
  2. Penyerapan energi pada tekanan-tekanan kejutan hidrolik dapat memberi jalan keluar.
i. Ketidakteraturan

Suatu gerakan teratur hampir tidak dapat diwujudkan :
  1. Pada pembebanan berganti-ganti
  2. Pada kecepatan-kecepatan kecil (kurang dari 0,25 cm/det) dapat timbul �stick-slip effect�.
j. Tidak ada sinkronisasi

Menjalankan dua silinder atau lebih paralel sangat sulit dilakukan.

k. Biaya energi tinggi

Biaya produksi udara bertekanan adalah tinggi. Oleh karena itu untuk produksi dan distribusi dibutuhkan peralatan-peralatan khusus. Setidak-tidaknya biaya ini lebih tinggi dibandingkan dengan penggerak elektrik. Perbandingan biaya ( tergantung dari cara penggerak ) :
  • Elektrik : Pneumatik = 1 : 10 (sampai 12)
  • Elektrik : Hidrolik = 1 : 8 (sampai 10)
  • Elektrik : Tangan = 1 : 400 (sampai 500)

1.4 Pemecahan Kerugian Pneumatik

Pada umumnya, hal-hal yang merugikan dapat dikurangi atau dikompensasi dengan :
  1. Peragaman yang cocok dari komponen-komponen maupun alat pneumatik.
  2. Pemilihan sebaik mungkin sistem pneumatik yang dibutuhkan.
  3. Kombinasi yang sesuai dengan tujuannya dari berbagai sistem penggerakan dan pengendalian (elektrik, pneumatik dan hidrolik).
___________________________
Sumber: Drs. Sudaryono, VEDC Malang)
Read More..

Rabu, 17 November 2010

Kemarin saya menerima sebuah email dari staf Direktur NASA di Houston, Texas yang kurang kurang lebihnya mengatakan begini:



"......jangan risaukan isu tentang datangnya sebuah asteroid yang dalam waktu dekat ini akan masuk dalam sistem tatasurya kita dan masuk kedalam orbit bumi. Asteroid ini memiliki diameter 750 meter dan akan masuk kedalam atmosfir bumi menuju tepat ke pulau Jawa, Indonesia. Isu ini.... dst.. "






Sayapun meragukan isi dari email ini, memang email ini benar dikirim oleh pihak Nasa yang ditujukan kepada masyarakat, Tetapi dalam hal ini pihak Nasa nampaknya menutupi sebuah ancaman besar terhadap Bumi. Seperti informasi yang telah diketahui oleh umum bahwa telah banyak profesor dan ilmuwan yang keluar dari sana (NASA) karena tak puas dan diperlakukan seperti 'bola mainan' oleh pemerintahan Amerika. Amerika khususnya Nasa banyak mengerjakan proyek2 yg menghabiskan ratusan milyar untuk mencari ancaman2 asteroid yang berpotensi berbahaya terhadap bumi, tetapi kenapa Nasa sendiri yang berusaha menutupinya?



Dalam banyak pertanyaan yang timbul dibenak saya, sayapun mencoba mencari informasi lainnya tentang hal ini di internet. Dan dalam sebuah situs pribadi dari seorang ilmuwan Amerika, saya pun menemukan jawabannya.. memang benar bahwa sebuah Asteroid yang berdiameter 750 meter akan menabrak bumi tepatnya dikawasan perairan laut Indonesia akhir Desember tahun 2012. Hal tersebut dikuatkan oleh hasil penemuan para peneliti muda yang menggunakan perangkat Panoramic Survey (PS) Telescope baru dan Rapid Response System, dan juga telah mengambil gambar asteroid ini bulan lalu.





Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh jatuhnya Asteroid sebesar ini bisa sangat merusak bahkan bisa menimbulkan kubah raksasa dibumi dan memusnahkan 1/4 populasi umat manusia. Namun ketika saya hendak melanjutkan pencarian informasi tentang hal ini lebih lanjut, saya dikejutkan dengan matinya laptop saya karena low batt. Dan lebih terkejut lagi ketika ada gigitan kecil di pipi saya.. PLAAKKK... sayapun terbangun dari mimpi buruk ini sambil mengusap pipi yang bentol karena digigit nyamuk.. hehehe....

__________________________________

Sumber: created by. http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Sabtu, 13 November 2010

Pada umumnya name plate pada motor induksi 3 phasa terdapat hal hal penting tentang klasifikasi motor itu sendiri. Tetapi hal yang paling dasar yang perlu kita ketahui adalah Tegangan (Volt), Horse Power (HP), daya (KVA), kecepatan (RPM) dan juga wiring inputnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang tegangan dan wiring input yang terdapat pada name plate-nya saja, atau bagaimana cara membaca name plate secara umum. Karena saya sering menjumpai pertanyaan-pertanyaan dasar  tentang hal ini.

Volts : 380V

Motor induksi 3 phasa yang standard digunakan di Indonesia adalah motor induksi 3 phasa untuk tegangan 380V saja, dan biasanya pada salah satu bagian name plate nya tertulis "Volts : 380V". Untuk motor induksi 3 phasa yang berdaya diatas 5 HP harus dihubung dengan rangkaian kontaktor Star Delta, dan untuk motor induksi yang berkapasitas dibawah 5 HP bisa langsung dihubung Star (bintang)  atau Delta (segitiga) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor (klik disini bagaimana cara penyambungannya). Perhatikan contoh foto name plate 380V dibawah ini..

contoh gambar name plate motor 380V
 

gambar ilustrasi umum gulungan motor 3 phasa

Pada motor ber name plate seperti ini, saat hubung start menggunakan suplay tegangan 380V, namun masing-masing phasanya hanya menerima 220V, dan pada saat hubung delta phasanya akan menerima 380V. Maka rating motornya untuk delta adalah 380V, dan rating perphasanya (tegangan kerja)-nya adalah 380V.

Volts : 220V/380V

Untuk motor induksi 3 phasa yang ber-name plate 220V/380V ini, tidak dapat digunakan pada rangkaian kontaktor hubung Star Delta. Motor induksi 3 phasa jenis ini menunjukkan kalau motor yang terhubung Delta (segitiga) tegangan suplaynya harus bertegangan 220 Volt 3�, dan kalau terhubung Star (bintang) tegangan suplaynya haruslah bertegangan 380 Volt 3�. Perhatikan contoh foto name plate 220/380Vdibawah ini..

  
 contoh gambar name plate motor 220/380V


gambar pengkabelan motor 220V/380V

Hal itu disebabkan rating perphasa (tegangan kerja) motor tersebut adalah 220V. Jadi motor yang mempunyai name plate 220/380V seperti foto name plate diatas, tidak bisa dihubung Star Delta dikarenakan tegangan kerjanya yang berbeda. Motor 3 phasa jenis ini, pada umumnya mempunyai daya yang kecil atau lebih kurang dibawah 10 HP yang mempunyai kisaran Arus kerja maksimal � 7 amper. Karena itulah motor jenis ini sangat aman bila langsung dihubung Star (bintang) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor, pada tegangan kerja 380V 3�.

Volts : 220V/380V/440V/660V

Khusus untuk motor yang mempunyai name plate seperti ini terdapat keistimewaan dalam hal gulungannya, karena terdapat 12 buah kabel input dan bisa dioperasikan pada 4 macam tegangan input yaitu 220V, 380V, 440V dan 660V. Dapat dilihat ilustrasinya pada gambar dibawah ini:



gbr. ilustrasi gulungan motor 3 phasa 12 kabel

Dan sistem pengkabelan-nya pun bervariasi, seperti pada gambar dibawah ini:



gbr. pengkabelan motor 3 phasa 12 kabel

Demikian saja penjelasan dari saya untuk pembahasan seputar name plate yang umum terdapat dan digunakan di Indonesia. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas seputar name plate motor induksi 3 phasa ini. Namun sebagai pengetahuan dasar umum kelistrikan industri, saya rasa semua hal yang telah dijelaskan diatas sudahlah cukup. Terutama untuk mempelajari semua artikel saya selanjutnya di blog ini.

terimakasih... semoga bermanfaat.
__________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Jumat, 12 November 2010

Coba perhatikan lagi gambar hubung star delta yang telah saya perjelas dari gambar artikel sebelumnya di bawah ini:


gambar wiring star dan delta

Rangkaian star delta ini diawali dengan hubung star terlebih dahulu, setelah itu baru terhubung delta. Penggambarannya sebagai berikut:

gbr. wiring rangkaian utama star delta

Penjelasan:

Untuk syarat syarat motor induksi 3 phasa yang bisa dihubung Star Delta bisa baca disini


Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa wiring star delta menggunakan 3 buah kontaktor utama yang terdiri dari K1 (input utama) K2 (hubung star) dan K3 (hubung delta). Dan semua itu disebut juga Rangkaian Utama, yang pemahaman dasarnya telah dibahas pada artikel sebelumnya.

Pada gambar, ketika K1 dan K2 aktif atau berubah menjadi NC maka hubungan yang terjadi pada motor menjadi hubung star, dan ketika K2 menjadi NO maka K3 pada saat yang bersamaan menjadi NC. Dan perubahan ini menyebabkan rangkaian pada motor menjadi hubung delta.

Bagaimana kita membuat K1, K2 dan K3 bekerja secara otomatis merubah hubung motor menjadi star delta?

Perhatikan gambar dibawah ini:
gbr. wiring diagram star delta

Gambar diatas adalah gambar wiring diagram star delta yang merupakan perpaduan antara interlock kontaktor dan fungsi NO dan NC dari timer. Perhatikan sekali lagi gambar di bawah ini, yang merupakan penjelasan dari gambar diatas.

gambar penjelasan wiring diagram star delta

Pada kotak yang berwarna pink adalah wiring diagram dari interlock kontaktor, dan kotak yang berwarna hijau adalah kerja dan fungsi dari NO dan NC pada timer. Ketika tombol ON ditekan maka K1 akan bekerja, begitu juga T dan K2 (hubung star). Dalam hal ini K2 akan langsung bekerja karena terhubung pada NC dari T, disaat bersamaan T akan bekerja dan menghitung satuan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (� 3~8 detik, tergantung besar kecilnya arus asut dari motor induksi yang digunakan). Dimana setelah habis ketapan waktunya maka NCnya akan berubah menjadi NO begitu juga sebaliknya. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk menghidupkan K3 (hubung delta). Dan wiring diagram tersebut dikenal juga sebagai Rangkaian Pengendali.

Sebagai finalisasi wiring diagram rangkaian star delta ini, maka saya tambahkan NC pada K2 dan K3 yang saling bertautan pada masing masing kontaktornya. Arus listrik akan mengalir terlebih dahulu pada NC K3 sebelum masuk koil K2, begitu juga sebaliknya. Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya kedua kontaktor itu bekerja secara bersamaan bila terjadi hubung singkat, yang bisa menyebabkan kerusakan pada Rangkaian Utamanya, seperti pada gambar dibawah ini.

gambar wiring diagram rangkaian pengendali star delta

Gambar dibawah ini adalah gambar wiring diagram rangkaian star delta setelah terpasang overload, merujuk dari gambar diatas.

gambar wiring diagram rangkaian star delta

Dan sebagai penutup saya lampirkan juga gambar pengawatan rangkaian star delta lengkap, disertai juga dengan pewarnaan jalur rangkaiannya agar mudah dipelajari

foto gambar penyambungan pengawatan rangkaian star delta

Cukup itu saja penjelasan dari saya tentang wiring diagram rangkaian star delta ini. Semoga penjelasan ini menjadi gerbang pembuka untuk mempelajari dan membuat wiring diagram rangkaian otomatis lainnya.

Klik disini untuk mempelajari penerapan sistem proteksi motor listrik pada rangkaian pengendali Star Delta.

Klik disini untuk mempelajari wiring diagram rangkaian star delta Manual yang merupakan pilihan pengembangan rangkaian star delta yang dibahas diatas, untuk penggunaan dan dalam kondisi tertentu.

Semoga bermanfaat..
__________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Sabtu, 06 November 2010

Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga.Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat Ramalan-ramalan tersebut .



Dikutip dari Wikipedia dijelaskan "Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."



Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.



Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak jamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).



Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak! Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.



Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala jamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll. Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.



Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).



Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada jamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.



Analisa



Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.



Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak jaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Silam pertama di Jawa yang disebut sebagai �Giri Kedatan". Giri Kedatan ini nampaknya Merupakan jaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat �Hakikat� dan diteruskan juga sampai jaman Sunan Giri ke-3.



Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.



Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.



Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dijaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).



Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA" dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.



Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.



Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai jaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.



Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.



Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.



Kitab Musasar Jayabaya



Asmarandana



1. Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.

2. Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja.

3. Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.

4. Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.

5. Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.

6. Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: �Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.

7. Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang lain�. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata.

8. Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.

9. Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,

10. Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa.

11. Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya.

12. Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung.

13. Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..

14. Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.

15. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi.

16. Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan dengarn endangnya.

17. Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.

18. Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : �Inilah hidangan kami untuk sang Prabu�. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.

19. Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan ayahnya.

20. Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.

21. Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.



Sinom



1. Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.

2. Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada jaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang Jaman Catur semune segara asat.

3. Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.

4. Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada jaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang rahasia.

5. Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu bahwa akan ada jaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.

6. Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.

7. Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya.

8. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar.

9. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.

10. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar.

11. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.

12. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.

13. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil.

14. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat.

15. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang.

16. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Jaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang.

17. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.

18. Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.

19. Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak.

20. Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin menjatuhkan).

21. Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).

22. Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.

23. Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan negara.

24. Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.

25. Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.

26. Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.

27. Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.

28. Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.

29. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.



== Isi Ramalan ==



1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.

2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.

3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.

4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.

5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.

6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.

7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.

8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.

9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.

10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.

11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik

12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.

13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.

14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.

15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.

16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.

17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.

18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.

19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.

20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.

21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.

22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.

23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.

24. Nantang bapa--- Menantang ayah.

25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.

26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.

27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.

28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.

29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil

30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil

31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil

32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.

33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.

34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.

35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.

36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.

37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.

38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.

39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.

40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).

41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.

42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan

43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.

44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.

45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang perwira/kejantanan

46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.

47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.

48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.

49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.

50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang tukar istri/suami.

51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.

52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.

53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).

54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.

55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.

56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.

57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.

58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.

59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.

60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.

61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.

62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.

63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.

64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.

65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.

66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.

67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.

68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.

69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.

70. Akeh laknat--- Banyak kutukan

71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.

72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.

73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.

74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.

75. Guru disatru---Guru dimusuhi.

76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.

77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.

78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.

79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.

80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.

81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.

82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.

83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.

84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.

85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.

86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.

87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.

88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.

89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.

90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.

91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.

92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.

93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.

94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.

95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.

96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.

97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.

98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.

99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.

100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.

101. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.

102. Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.

103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.

104. Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.

105. Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.

106. Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.

107. Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.

108. Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.

109. Sing wedi mati---Yang takut mati.

110. Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.

111. Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih

112. Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur

113. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.

114. Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.

115. Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.

116. Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.

117. Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.

118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.

119. Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.

120. Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.

121. Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.

122. Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.

123. Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.

124. Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.

125. Anak lali bapak---Anak lupa bapa.

126. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.

127. Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.

128. Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.

129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.

130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.

131. Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.

132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.

133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.

134. Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.

135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.

136. Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.

137. Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.

138. Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.

139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.

140. Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.

141. Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.

142. Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.

143. Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana

144. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.

145. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.

146. Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.

147. Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.

148. Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.

149. Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.

150. Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.

151. Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.

152. Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.

153. Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.

154. Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.

155. Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.

156. Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.

157. Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.

158. Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit

159. Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.

160. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang

161. Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.

162. Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.

163. Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.

164. Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.

165. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.

166. Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.

167. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.

168. Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.

169. Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.

170. Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.

171. Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.

172. Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh

173. Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.

174. Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.

175. Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.

176. Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.

177. Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.

178. Agama ditantang---Agama ditantang.

179. Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.

180. Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.

181. Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.

182. Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.

183. Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.

184. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.

185. Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.

186. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.

187. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.

188. Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.

189. Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.

190. Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.

191. Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.

192. Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.

193. Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.

194. Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga

195. Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.

196. Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.

197. Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.

198. Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.

199. Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.

200. Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.

201. Buruh mangluh---Buruh menangis.

202. Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.

203. Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.

204. Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.

205. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.

206. Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.

207. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.

208. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.

209. Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.

210. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.

211. Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.

212. Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.

213. Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.

214. Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.

215. Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.

216. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman

_________________________________

Sumber: http://www.roabaca.com
Read More..