Sabtu, 26 Oktober 2013

Artikel ini cuma posting iseng dan hanya menulis ulang dari page saya di Elektro Mekanik dengan menambahkan beberapa gambar pelengkap dan penjelasannya. Sebelumnya klik disini untuk melihat wiring diagram Star Delta automatis dengan timer (TDR) untuk perbandingan.

Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip kerja rangkaian Star Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum ditemui,. termasuk perubahan kontak NO NC nya. Yang membedakan dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada penggunaan DOL (on off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL relay ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol inilah yang nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta. Klik disini untuk melihat sistem DOL (on off) sebuah rangkaian kontaktor.
 
Pada gambar yang ada di Page Elektro Mekanik (klik disini untuk melihat gambar dengan menggunakan relay 11 pin), Saya menggunakan Relay 11 pin agar bisa menggunakan 3 buah NO NC untuk mengamankan rangkaian kontaktor dari hubung singkat, ketika merubah dari hubung star ke delta. Namun disini saya memodifikasinya dengan menggunakan relay 8 pin serta menambahkan sebuah pilot lamp sebagai indikator bahwa rangkaian sudah terhubung delta.
 
Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini..

gambar wiring diagram star delta manual 8 pin
klik gambar untuk memperbesar

Cara Kerja Rangkaian

Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada hubung STAR (K1 dan K2 menyala), setelah beberapa detik yang kita rasakan cukup untuk merubah ke hubung DELTA, maka kita diharuskan menekan tombol 2 (ON Delta), untuk merubah rangkaian menjadi hubung Delta (K1 dan K3 menyala, juga R1). Dan fungsi tombol Off disini adalah untuk mematikan kerja rangkaian.

Peralatan yang dibutuhkan:

1 pcs push botton off
2 pcs push button on
1 pcs relay 11 pin Omron MK3P-I 220V (R1) atau 8 pin MK2P-I
3 pcs kontaktor 220v (sesuaikan dengan motor) (K1, K2 dan K3)
2 pcs overload (sesuaikan dengan kontaktor)
1 pcs pilot lamp (green)
cable wire 1.5 mm secukupnya
Box Panel

Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya.

foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual
klik gambar untuk memperbesar

Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta manual ini. yang tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan yang automatis..

Klik disini untuk melihat rangkaian penggabungan antara rangkaian star delta manual dengan rangkaian star delta automatis. yang disebut Rangkaian Star Delta Auto Manual

Semoga bermanfaat... dan Selamat mencoba...


Sumber
_____________________________
 http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Minggu, 20 Oktober 2013

Sebenarnya artikel ini adalah artikel dasar yang menarik untuk diulas kembali disini. Karena pembahasan tentang transformator 3 phasa yang umum dipakai diindustri atau sistem distribusi listrik PLN ini, banyak sekali terdapat cabang keilmuannya. Antara lain adalah tentang polaritas, vektor grup, name plate, sistem proteksi dan lainnya, yang apabila dibahas secara utuh akan lumayan memakan banyak waktu dan pikiran.

Khusus kali ini saya hanya akan membahas tentang jenis-jenis hubungan pada belitan transformator 3 phasa, yang terkadang membuat bingung bagi yang baru mempelajarinya.





Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag.

1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi



Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (? - ?)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.



Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - ?)

Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).

Perbandingan tegangan jala- jala 1/v3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.


 
Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (? - Y)

Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30� dari tegangan primernya.


 
Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.

Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (lihat gambar)


 
Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :

eZ1 = e1 � e2
eZ2 = e2 � e3
eZ3 = e3 � e1
eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb

Tegangan Titik Bintang
eb = 0
e1 = e/2
nilai tegangan fasa
ez =  e/2 v3
sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez v3 = e/2 v3

6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan adalah :
  • V - V atau � Open ? �
  • � Open Y - Open ? �
  • Hubungan T � T

Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Sebagai contoh:


Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6 kVA, sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya digunakan dalam situasi yang darurat.


 
Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V � V

Kekurangan Hubungan ini adalah :
  • Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.
  • Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.
Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta

Hubungan Open Y - Open ? diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T - T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai �Centre Taps � pada sisi primer dan sekundernya dan disebut � Main Transformer�. Transformator yang lainnya mempunyai �0,866 Tap� dan disebut �Teaser Transformer �. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder �teaser Transformer� disatukan ke � Centre Taps� dari � main transformer �. � Teaser Transformer� beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan � main transformer � beroperasi pada Cos 30 � = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan � main transformer � bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya



 Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.

Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (?-Y) dan menurunkan tegangan (Y - ? ). Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.


Sumber:
Sumardjati, Prih, dkk & http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..

Senin, 14 Oktober 2013

Sebelum membaca artikel ini, pastikan  bahwa anda  telah memahami artikel saya dilabel Kapasitor atau pada artikel dibawah ini


Setelah itu mari kita memulai membuat sendiri sebuah panel kapasitor bank  industri sederhana yang tentunya tidak menggunakan komponen yang sederhana.. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Studi Kasus

Pada kasus ini, Pelanggan menggunakan atau memasang Transformator Step Down indoor 3 Phasa, 20kV/ 400V, dengan daya 1250 kVA. Trafo tersebut mampu mencapai arus nominal 1820 Ampere pembebanan, dan Pelanggan menggunakan MCCB pada panel utamanya sebesar 2000A yang terbagi lagi ke MCCB pembagi kebeban dalam area-area bangunan pabrik pelanggan.

Beban listrik yang digunakan pelangggan memiliki karakteristik dapat berubah-ubah arus beban pemakaiannya secara mendadak, karena memang pelanggan mempunyai mesin-mesin yang bertipikal mampu mencapai arus maximalnya beberapa saat.

Dalam kasus ini saya menggunakan metoda cara menghitung kebutuhan kapasitor bank maximalnya dengan cara menghitung 60% dari kapasitas trafo yang digunakan. Itu artinya bahwa, Jumlah kVAr yang harus disediakan sebesar 750 kVAr. (klik disini untuk mengetahui cara menghitungnya). Bila menggunakan PF Controller 12 step, maka kapasitor yang digunakan sebesar 12 x 60 kVAr

2. Peralatan dan komponen yang dibutuhkan


No.
Komponen dan Peralatan
Jumlah

   Kabel  

1
Kabel single Core 240mm�
*
2
Kabel NYAF (serabut) 35mm�
*
3
Kabel single core NYAF wire 1.5mm�
*
4
Skun SC kabel 240mm�
*
5
Skun Ring kabel 35mm�
*
6
Skun garpu kabel 1.5mm�
*

   Komponen Utama  

7
Power Factor Controller RVC ABB
1
8
Kontaktor khusus kapasitor ABB UA95 240V
12
9
Kapasitor Bank CLMD 63 ABB 50Hz,
(60kVAr, 525 Volt) atau
(80kVAr, 525 Volt plus Detuned Reactornya)
12
10
MCCB 1000A
1
11
NH Fuse 125A dan NH Holder
36
12
CT 2000A/5A
4
13
Amperemeter Analog 2000A/5A
3
14
Voltmeter Analog 400V
3
15
Busbar 3mm� x 20mm�
*
16
Busbar 5mm� x 50mm
*
17
Busbar Insulator
9

   Komponen Control  

18
MCB 6A
3
19
Kontaktor Mitsubishi S-N11 220V
1
20
Relay 8 pin 220V Omron MK2P-I
12
21
Relay 11 pin 220V Omron MK3P-I
4
22
Selector Switch 0|0
2
23
Led Pushbutton Switches 220V
12 (Red) 12 (Green)
24
Pilot Lamp (green, yellow, red)
3

 Peralatan Pelengkap Wiring Control  

25
Rel Component
*
26
Kabel Duck
*
27
Kabel Ties
*
28
Terminal Kabel TR-10
*
29
Exhaust Fan
1
30
Mata Bor 3, 6, dan 13
*
31
Mata Bor Holesaw 25mm�
*
32
Mur Baut Ring M2, M5 dan M12
*
33
Tang Skun
*

 Peralatan Pembantu  

34
Tang kombinasi
*
35
Tang potong
*
36
Multi tester
*
37
Obeng + dan -
*
38
Tespen
*
39
Pahat Baja
*
40
Gerinda
*
41
Bor tangan
*

 Bahan Box Panel  

42
Siku 60
*
43
Plat 5mm�
*

* : Sesuaikan jumlahnya

Berikut gambar dari peralatan dan bahan dalam pembuatan Panel Kapasitor Bank yang telah saya rangkum menjadi satu buah gambar.

klik gambar untuk memperbesar

3. Pembuatan Box Panel

Ada beberapa model panel kapasitor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatannya, antara lain sejajar dan menumpuk, namun mengingat untuk kasus ini  dibutuhkan peralatan dan komponen yang berukuran cukup besar, maka saya menyarankan untuk lebih memilih model bertumpuk terpisah.

Disini saya tidak menjelaskan secara lebih rinci mengenai ukuran panel kapasitor bank yang akan dibuat, dikarenakan terbatasnya software dan waktu yang saya miliki. Namun sebagai gambaran dasarnya akan saya berikan seperti gambar-gambar dibawah ini.

gambar desain awal

gambar desain panel control

gambar desain panel kapasitor

gambar keseluruhan panel kapasitor

Satu lagi tips dari saya, yaitu membuat alat tekuk plat tembaga atau alat tekuk busbar untuk kebutuhan pembuatan panel kapasitor ini dan untuk panel-panel distribusi lainnya.. langsung saja simak gambarnya..

alat penekuk plat tembaga sederhana

Catatan:
Pada gambar-gambar diatas, saya menambahkan Harmonic Filter Reactor (detuned reactor) karena saya juga mempertimbangkan munculnya gelombang harmonik pada instalasi supply pelanggan yang bertipikal seperti yang telah saya sebutkan pada Studi Kasus diatas. Klik disini untuk mempelajari apa itu gelombang harmonik.

Jika anda merasa tidak memerlukan pemasangan Harmonic Filter Reactor, maka hanya tinggal membuat rak untuk kapasitornya saja. Namun saran saya sebaiknya membuat rak khusus untuk Harmonic Filter Reactor seperti gambar diatas walau tidak menggunakannya. Hal ini semata-mata hanya untuk mengantisipasi munculnya harmonik tinggi pada waktu yang akan datang. Klik disini untuk mempelajari apa itu gelombang harmonik.

Untuk lebih jelas mengenai ukuran dan bentuk panel kapasitornya, sebaiknya Anda membeli terlebih dahulu komponen dan peralatan  yang akan digunakan untuk mengetahui detail ukuran panelnya, dan menyerahkan pembuatannya pada bagian workshop.

4. Wiring interkoneksi Main Panel dan Panel Kapasitor

Wiring interkoneksi panel utama dengan panel kapasitor ini dapat dilihat pada gambar single line diagram dibawah ini..


gambar interkoneksi panel utama dengan panel kapasitor

Dan untuk gambar visualisasi penyambungan dari panel kapasitor ke panel utama, dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

gambar interkoneksi main panel

Anda dapat menyesuaikannya sendiri dengan panel utama yang anda tangani dengan memperhatikan letak dan posisinya, agar tidak berada pada posisi yang menyulitkan ketika mengalami perbaikan.


5. Wiring Diagram Panel Control

Wiring diagram single line panel control sederhananya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, dengan menggunakan RVC ABB.

klik gambar untuk memperbesar

Wiring diagram power factor regulator atau sering juga disebut power factor controller diatas, tidak menggunakan Led Pushbutton Switches 220V sebagai tombol on off manual untuk kontaktor kapasitornya. Karena secara fungsional RVC ABB ini sudah memilikinya.

Dan untuk membuat wiring diagram  RVC ABB dengan memindah fungsikan tombol on off secara real, maka anda sebaiknya membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul Instalasi Power Factor Controller RVC from ABB. Disana saya telah jelaskan bagaimana gambar wiring diagramnya.

6. Setting Power Factor Controller RVC ABB

Sebenarnya saya ingin menulis tentang cara setting power factor regulator RVC ini dengan judul tersendiri karena mempunyai penjelasan yang cukup panjang, namun mengingat permasalahan setting ini terkait langsung dengan judul pembuatan panel kapasitor maka alangkah baiknya untuk membuatnya langsung disini dengan penjelasan yang singkat namun mudah dimengerti. Dan untuk mensetting Power Factor Controller RVC ini dapat dilihat terlebih dahulu pada gambar dibawah ini..

gambar  RVC ABB Quick Start


Keterangan gambar (perhatikan kode pergambar dipojok kanan bawah) :

#1 sampai #7 adalah keterangan tentang fungsi phisik dan pemasangannya.
#8 = Grafik setting Linear dan Circular pada sistem penghidupan otomatis kapasitor oleh RVC ABB
#9 =  Tabel setting C/k. 
 #10 = Gambar cara setting mode menu RVC ABB

10.1 = Jumlah cos phi yang sedang berjalan (tekan plus (+) untuk melihat dibawah ini
V rms : Tegangan yang ada
I rms : Besar Arus input dari CT (Current Transformer)
THD V : Total Harmonik Distortion terhadap tegangan
THD I : Total Harmonik Distortion terhadap arus

10.2 = Setting manual
Apabila dalam mode manual ini kita tekan plus (+) maka kapasitor 1 akan menyala setelah beberapa detik sesuai settingan. Dan bila menekan plus (+) kembali, maka kapasitor 2 akan menyala dan begitu seterusnya. Begitu juga sebaliknya bila menekan minus (-), maka satu persatu kapasitor akan mati.

10.3 = Setting automatis (tidak disarankan)

10.4 = Ada beberapa input mode seperti dibawah ini (lihat tulisan kecil disamping kanan):

cos phi
Jumlah cos phi terbaik yang diinginkan (tekan plus & minus untuk mensetting angkanya)

phase :
adalah wiring phase input (data input phase setting) berdasarkan urutan phasa dan letak pemasangan Current Transformer (CT) menurut tabelnya. Anda tinggal menyesuaikannya seperti pada tabel yang terdapat pada point #11

Anda juga bisa menyettingnya setelah semua terpasang (CT dan power input RVC) dengan mencoba satu persatu dari phase 0� sampai 330� sampai bertemu dengan angka yang realistis berkisar 0.65~0.99. Untuk menyettingnya lihat gambar dibawah ini.

gambar setting phase RVC ABB

Keterangan:
Dalam gambar dijelaskan cara mensetting phase dari mulai memeriksa input phase 0� dan lihat menu awal jumlah cos phi yang sedang berjalan (10.1) dengan menekan mode �25x �1 menit.

Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 30� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 60� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
Setelah itu kembali ke input phase (tekan mode 4x) dan tekan plus (+) ke angka 90� lalu lihat kemenu awal 10.1 dengan menekan mode �25x.
begitu seterusnya sampai ke angka 330� dan cermati hasilnya (catat dan ingat). 

Bila angka yang tercatat realistis yaitu berkisar "nol koma sekian" dan berubah lambat di angka "nol koma sekian" maka itulah jumlah input setting yang tepat. Tetapi bila angka yang tercatat yang didapat adalah berkisar antara "minus sekian koma sekian" dan berubah cepat keangka "nol koma sekian", maka input phase tersebut tidak tepat.

C/k :
Input perbandingan besar kapasitor yang dipakai dengan CT yang digunakan 

Contoh cara setting C/k:
Kapasitor yang saya gunakan adalah 60kVAr dan CT yang saya gunakan 2000A/5A, maka setting yang harus saya input untuk setting C/k nya adalah: 0.15 Anda dapat melihat ilustrasinya seperti pada gambar berikut:


Bila anda ingin menyetting nilai C/k ini sendiri boleh-boleh saja, asalkan besaran setting C/k ini dikisaran angka yang telah didapat, dan nilai cos phi yang dihasilkan nanti berjalan normal. Jika input setting sangat jauh dari perhitungan kisaran tabel, maka gerak penambahan dan pengurangan otomatis on off kapasitor akan menjadi cepat dan tidak teratur.

s (second) : 
Detik yang diinginkan untuk menyalakan kapasitor ketika RVC menghidupkannya. Tekan plus minus untuk merubah angkanya. Lama tidaknya waktu yang diperlukan untuk menghidupkan kapasitor ini tergantung besar tidaknya arus yang berjalan. Anda dapat mengamatinya terlebih dahulu di amperemeter sebelum memasukkan angkanya.

STEPS :
Menu ini berfungsi untuk menghidupkan dan menidakfungsikan salah satu step kapasitor. Angka 0 adalah pilihan untuk menidak fungsikan salah satu kapasitor yang diinginkan (lihat angka bulat diatas yang berkedip). Fungsi angka 0 ini akan dibutuhkan sewaktu-waktu bila kapasitor atau fuse diketahui  sudah tidak dalam kondisi yang baik dan kita sementara waktu belum sempat memperbaikinya.

Keterangan angka input
0 =  menidak fungsikan salah satu kapasitor yang diinginkan
1 = disetting bila keseluruhan kapasitor memiliki besar kVAr yang sama
2 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/2 dari 10 kapasitor laiinnya.
3 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/3 dari 9 kapasitor laiinnya.
4 = disetting apabila ada 2 buah kapasitor yang besarnya 1/4 dari 8 kapasitor laiinnya.

Masih pada gambar #10 tetapi pada menu ini lebih bersifat Proteksi terhadap kinerja RVC ABB ini. Berikut simak penjelasannya..
  • Cir : Circular untuk menghidupkan kapasitor secara acak terbalik
  • Lin : Linear untuk menghidupkan kapasitor secara urut
  • cos phi : Untuk memulai menghidupkan kapasitor dari batas cos phi terendah yang diinginkan
  • V rms Max : Batas tegangan tertinggi untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan tegangan kembali normal pada batas settingan.
  • V rms Min : Batas tegangan terendah untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan tegangan kembali normal pada batas settingan.
  • Max THD V : Batas Total Harmonik Distortion tertinggi terhadap tegangan yang timbul untuk mematikan otomatis sementara keseluruhan kapasitor sampai dengan THD kembali normal pada batas settingan.
Anda bisa merubah atau menonaktifkan pilihan-pilihan diatas dengan menekan plus (+) atau minus (-)

#11 = Gambar pilihan wiring connection menu phase

Demikian saja artikel Cara Membuat Sendiri Panel Kapasitor Bank Industri Menggunakan RVC ABB yang telah saya rangkum sendiri berdasarkan pengalaman saya. Dan untuk melihat salah satu desain dan foto asli panel control dan panel kapasitor buatan saya, dapat diklik disini

Terimakasih... semoga bermanfaat..

Sumber:
_______________________________
http://electric-mechanic.blogspot.com
Read More..